Interaksi antara manusia dengan lebah telah berlangsung sejak ribuan tahun. Orang-orang memanfaatkan madu yang dihasilkan lebah sebagai bahan pemanis, pengobatan, maupun penggunaan lainnya. Untuk mempermudah mendapatkan madu, maka orang-orang mulai memelihara lebah, dan berkembang hingga saat ini. Dewasa ini, pemelihara/pembudidaya lebah memiliki beberapa tujuan masing-masing. Jika dirangkum, mungkin bisa dibagi menjadi 4 tipe pemelihara lebah.
1. Pemelihara lebah komersial
Pemelihara lebah tipe ini menjadikan kegiatannya sebagai sumber penghasilan utama, dengan menjual produk-produk lebah (madu, pollen, propolis, maupun turunannya), atau menjual koloni kepada pemelihara lebah lainnya. Mereka memiliki koloni lebah dengan jumlah koloni yang besar, lebih dari 200 koloni.
2. Pemelihara lebah part time
Tipe ini mengambil manfaat ekonomi dari usaha memelihara lebah, sebagaimana tipe pertama, namun hanya sebagai usaha sampingan. Jumlah koloni yang dipelihara tidak terlalu banyak.
3. Pemelihara lebah ‘peneliti’
Tipe ini memelihara lebah untuk mempelajari segala seuatu tentang lebah menggunakan kaidah ilmiah. Mereka mengamati, melakukan serangkaian percobaan, mencatat/mendokumentasikan, dan mempublikasikan hasil penelitiannya; sehingga memberikan kontribusi dalam perkembangan teknik pemeliharaan lebah, maupun ilmu perlebahan secara umum.
4. Pemelihara lebah hobi
Tipe yang terakhir ini memelihara lebah sekedar untuk bersenang-senang. Mereka kemungkinan bahkan tidak memanen madu atau produk lebah lainnya. Atau kalaupun mengambil, bukan untuk dijual kepada orang lain. Mereka mendapatkan kepuasan jiwa dari kegiatan memelihara dan merawat lebah-lebahnya.
Tentu saja pengelompokan di atas tidak bisa diterapkan dengan kaku. Artinya, seorang pemelihara lebah bisa masuk dalam lebih dari satu tipe. Misalnya ada juga pemelihara lebah komersil yang melakukan penelitian, atau seorang peneliti lebah yang memanen produk lebahnya sebagai usaha sampingan. Anda termasuk tipe yang mana?